Kamis, 04 November 2010

Pahlawan Yang Dilupakan


LEONARDUS WILLEM JOHANES WATTIMENA
(Jakarta, 3 Juli 1927 – Jakarta, 18 April 1976) adalah seorang perwira dan penerbang AURI yang terkenal di era 1950-1960-an.
PENDIDIKAN
  1. Sekolah Rakyat (1940)
  2. SMA (1950)
  3. Pendidikan Terbang Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA), California, Amerika Serikat (1950)
  4. Pendidikan Instruktur di Royal Air Force (RAF), Inggris (1955)
KARIR
  1. Penerbang Skadron 3 Lanud Halim Perdanakusuma (1952)
  2. Pimpinan Armada Vampire Skadron Udara 11 Lanud Kemayoran (1957)
  3. Instruktur Sekolah Penerbang Lanjutan (SPL) Kalijati (1958)
  4. Wakil II Panglima Komando Mandala/Panglima AU Mandala (1958)
  5. Panglima Komando Operasi AURI (1963)
  6. Panglima Komando Pertahanan Udara (1966)Anggota MPRS (1966)
  7. Deputi Operasi Menteri/Panglima AUDuta besar RI di Italia (1969)
  8. Staf Ahli KSAU
PESWAT YANG PERNAH DITERBANGKAN
  1. L-4J Piper Cub
  2. P-51 Mustang
  3. de Havilland DH-115 Vampire
  4. MiG-17
  5. MiG-21
OPERASI TEMPUR
  1. Penumpasan Permesta (1958)
  2. Perebutan Irian Barat (1962)
CIRI KHAS TIAP KALI TERBANG
  1. 4x roll kiri pas airborne
  2. Cruising pake climb power
Leo Wattimena merupakan salah satu penerbang legendaris P-51D Mustang AURI, pesawat bermesin Packard Merlin V-1650-7 Piston V-12 Engine 1695 hp di tangan seorang Leo Wattimena bagaikan sebuah mainan!

Marsekal Muda (Purn) Leonardus Willem Johanes Wattimena lahir di Jakarta 3 Juli 1927. Ia adalah anak ke empat dari enam bersaudara pasangan dari (HL Wattimena dan UR) Wattimena. Ia bergabung dengan AURI pada usia 23 tahun di tahun 1950. Kemudian ia mendapat beasiswa sekolah terbang di TALOA Amerika Serikat, dan menjadi lulusan terbaik.

Fisik yang dimiliki seorang Leo Wattimena memang sangat ideal bagi seorang penerbang tempur : leher pendek, kekar, dan bertubuh gempal, dengan postur seperti ini biasanya tahan dan mampu berhadapan dengan gaya G yang tinggi.

Leo Wattimena sering melakukan hal-hal yang dianggap kelewat batas dengan P51D Mustangnya, tak heran, ia pun akhirnya banyak mendapat gelar, seperti “Penerbang Gila”, “G-Maniac”, atau “Pilot Luar Biasa". Banyak sekali atraksi “Ugal-Ugalan” yang sering di lakukan beliau, seperti melakukan Roll di ketinggian yang masih rendah, pernah juga ia melewati bagian bawah jembatan Ampera di Palembang dengan mustangnya, terkadang ia juga bermain-main dengan mustangnya dengan melewati dua buah tiang atau gedung!!! Namun, ia tidak melakukan kegiatan “ugal-ugalan” itu secara sembrono, semuanya ia lakukan dengan latihan dan perhitungan yang amat sangat matang. Seorang penerbang Mustang pernah mencoba gaya terbang “ugal-ugalan” macam beliau itu, namun sang penerbang itu diperingatkan oleh Pak Roesmin Noerjadin (yang juga salah satu legenda P-51D Mustang) agar jangan meniru “orang Gila” itu jika ingin jadi penerbang tempur!. Malang menimpa Penerbang Mustang Letnan I Udara Subagyo, lantaran ia meniru gaya “ugal-ugalan” Leo Wattimena ini, ia pun gugur di lanud Husein Sastranegara Bandung, pesawat Mustang yang di terbangi nya crash dan hancur berantakan di landasan….

Leo Wattimena juga dikenal sebagai orang yang keras dan tempramental, banyak murid penerbang yang ketakutan saat ia menjadi instruktur, hukuman yang diberikan oleh Leo kepada siswanya tidak sekedar push up, cabut bulu kaki atau lainnya, melainkan hukuman nya adalah ikut terbang “ugal-ugalan” bersamanya dan di jungkir balikkan sampai semaput!. Berbagai operasi militer pernah dipimpin oleh Leo Wattimena diantaranya Operasi Nunusaku menumpas PERMESTA pada 15 Mei 1958, Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, DI/TII, Dwikora dan Trikora.


Puncak karir Leo Wattimena sebagai perwira operasi terjadi pada tahun 1961, saat itu ia dipercaya sebagai Wakil Panglima Operasi II Operasi Pembebasan Irian Barat.

Leo Wattimena berhenti dari dinas AURI pada tahun 1971 setelah sebelumnya juga menduduki jabatan sebagai anggota MPRS pada tahun 1966, Panglima Komando Pertahanan Udara pada tahun 1966, Panglima Komandu Operasi Auri pada tahun 1963 hingga Deputi Operasi Menteri/Panglima Angkatan Udara.

Setelah ia pensiun, Leo sempat bekerja di sebuah perusahaan kabel, hingga pada suatu saat ia bertemu dengan KASAU Marsekal (Purn) Ashadi Tjahjadi dan memintanya menjadi Penasihat Ahli KASAU. Namun penyakit asma yang mulai dideritanya membuat kondisi kesehatan fisik Leo yang gagah tersebut berangsur menurun. Tubuh ideal penerbang tempur yang dimiliknya lama kelamaan semakin kurus dan hingga akhirnya harus betul2 di topang oleh tongkat.

Leonardus Willem Johanes Wattimena akhirnya meninggal dunia pada 18 April 1976 dan dimakamkan lengkap dengan pakaian penerbang AURI dan dimakamkan berdampingan dengan salah satu legenda mustang lainnya, Komodor Udara (Purn) Ignatius Dewanto di taman makam pahlawan Kalibata, Jakarta. Pesawat P-51D Mustang reigtrasi F-303 yang biasa di terbangkan oleh si “Penerbang Gila” ini kini menjadi monumen di depan pintu masuk Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar